Sarjana syariah mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan sering mendapat pertanyaan akan bekerja apa dan di mana. Padahal jurusan syariah menghasilkan sumber daya manusia di bidang hukum yang tidak kalah dengan lulusan fakultas hukum umum.
Sarjana syariah saat kuliah di kampus bukan hanya belajar hukum Islam atau syariah semata. Tetapi juga hukum positif di Indonesia bahkan menyinggung wacana hukum di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa.
Lulusan Syariah
Dulu mahasiswa syariah akan mendapat gelar S.Sy ketika sudah lulus. Tapi saat ini sudah terjadi perubahan gelar. Lulusan syariah akan menyandang gelar S.H atau Sarjana Hukum sama dengan lulusan fakultas hukum umum.
Dengan perubahan gelar ini, pemerintah berharap agar lulusan syariah dapat bersaing di wilayah sarjana hukum, seperti di pengadilan dan lainnya.
Peluang dan Tantangan Sarjana Syariah
Dengan adanya perubahan gelar, tidak hanya memperluas peluang kerja, tapi juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi lulusan syariah.
Peluang apa yang tersedia bagi lulusan syariah?
Sarjana syariah bisa bekerja di pengadilan umum layaknya sarjana hukum. Mereka bisa menjadi hakim, jaksa, atau advokat. Selain itu lembaga pengelola dana ZIS (zakat, infaq, dan sedekah) membutuhkan tenaga profesional yang memiliki ilmu terkait.
Jika pengelolaan lembaga tersebut berjalan dengan baik, maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Islam di Indonesia. Sedangkan pengelola profesional yang sesuai adalah para alumni jurusan syariah.
Tantangan lulusan syariah
Tantangan bagi lulusan syariah yaitu tuntutan menjadi seorang hakim yang profesinal. Seperti apa hakim yang profesional? Yaitu hakim yang benar-benar dapat memutus perkara seadil-adilnya serta menjalankan hukum sebaik-baiknya.
Tantangan besar lainnya yaitu ketatnya persaingan untuk menjadi hakim yang kompeten. Karena untuk menjadi hakim haruslah mengikuti berbagai pendidikan dan harus melalui tahapan-tahapan yang telah diatur oleh hukum dan negara.
Sarjana Hukum Syariah Menjadi Notaris?
Apakah bisa seorang mahasiswa jurusan syariah menjadi notaris? Tentu saja bisa. Dengan syarat lolos ujian masuk pendidikan spesialis kenotariatan dan memenuhi syarat lain yang di tentukan undang-undang.
Syarat menjadi notaris berdasarkan undang-undang adalah bergelar Sarjana Hukum dan Magister Hukum Kenotariatan. Setelah mendapat dua gelar, selanjutnya adalah magang selama 24 bulan sesuai ketentuan.
Selain itu calon notaris juga harus lulus ujian kode etik notaris serta mengikuti pendidikan peningkatan kualitas jabatan notaris.
Nah, itulah pembahasan tentang Sarjana Syariah. Tertarik untuk kuliah jurusan syariah? Selain jurusan syariah, kamu juga bisa ambil jurusan perhotelan dan kapal pesiar.
Dengan bekerja di bidang perhotelan dan kapal pesiar kamu akan mendapat gaji yang relatif tinggi. Kamu juga bisa memilih mau bekerja di dalam negeri atau di luar negeri.
Namun untuk menjadi staff perhotelan dan kapal pesiar yang profesional, kamu perlu memiliki imunya. Kamu bisa mendapat ilmu tersebut dengan ambil kursus di Sekolah Kapal Pesiar Jogja Duta Persada.
Dengan waktu pelatihan yang singkat dan adanya sistem penyaluran kerja, kamu bisa dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan pekerjaan impianmu. Sekolah Kapal Pesiar Jogja Duta Persada sudah berpengalaman dalam membantu anak-anak negeri untuk menggapai kesuksesan. Sekarang adalah giliranmu.Ayo, jangan main-main dalam merencanakan masa depan. Jangan sampai kamu menyesali masa lalumu karena salah mengambil keputusan. Untuk info lebih lanjut tentang Sekolah Kapal Pesiar Jogja Duta Persada, kamu bisa langsung klik di sini.