You are currently viewing Menu Planning: Tips Menyusun Menu yang Menarik dan Bervariasi

Menu Planning: Tips Menyusun Menu yang Menarik dan Bervariasi

Perencanaan menu yang menarik dan bervariasi bukan hanya soal kreativitas, tetapi juga keseimbangan nutrisi dan pengelolaan anggaran yang tepat. Di LPK Duta Persada Yogyakarta, keterampilan ini diajarkan sebagai bagian penting dari praktik di departemen Food and Beverage (FnB) Product. Siswa dilatih oleh para ahli profesional, salah satunya Chef Wahyu Djakarjanto, yang menekankan pentingnya menyusun menu yang memenuhi kebutuhan tamu dengan memperhatikan aspek gizi dan keinginan mereka.

Mengapa Perencanaan Menu Penting?

Perencanaan menu yang baik adalah sebuah fondasi. Di dunia perhotelan dan kapal pesiar, seorang chef harus mampu menyajikan hidangan yang tidak hanya enak, tetapi juga seimbang dari segi nutrisi, sesuai dengan standar internasional, serta mampu menyesuaikan dengan preferensi beragam tamu. Seperti yang disampaikan oleh Chef Wahyu, “Menu harus variatif dan mengandung nutrisi untuk tubuh.”

Setiap tamu yang akan mengonsumsi makanan sangatlah beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, memiliki kebutuhan dan preferensi makanan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi seorang chef untuk dapat menciptakan menu yang disesuaikan dengan target pelanggan. Ini melibatkan pemahaman tentang ‘Standar Menu’ yang mencakup susunan mulai dari appetizer, soup, main course, hingga dessert.

Belajar Proses Penyusunan Menu

Di LPK Duta Persada, para siswa belajar menyusun menu sebagai bagian dari pelatihan yang langsung dipandu oleh para profesional, seperti Chef Wahyu. Proses ini tidak hanya sekadar memilih makanan, tetapi juga merencanakan dengan cermat setiap hidangan dalam satu siklus makan. Berikut adalah beberapa aspek penting yang diajarkan dalam penyusunan menu:

  1. Variasi dalam Menu
    • Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Chef Wahyu adalah menu harus variatif, artinya tidak hanya berfokus pada satu jenis makanan saja. Kombinasi daging, sayuran, ikan, serta protein nabati seperti tahu dan tempe harus dipertimbangkan agar menu yang disajikan tidak membosankan dan tetap bergizi.
    • Appetizer: Untuk makanan pembuka, salad atau sayuran ringan dapat menjadi pilihan yang menyehatkan. Ini memberikan kesan segar dan ringan untuk memulai makan.
    • Soup: Sop yang mengandung sayuran dan daging menjadi opsi yang ideal, memberikan asupan nutrisi penting dalam bentuk cair yang mudah dicerna.
    • Main Course: Hidangan utama haruslah memiliki variasi protein seperti daging, ikan, atau ayam, serta disertai dengan sayuran yang menyeimbangkan kandungan gizinya.
    • Dessert: Chef Wahyu menyarankan agar dessert yang disajikan tidak terlalu manis. Buah-buahan segar adalah pilihan terbaik karena memberikan kesan ringan dan segar di akhir makan.
  2. Penyesuaian dengan Keinginan Tamu
    • Seorang chef harus mampu menyesuaikan menu sesuai permintaan tamu yang dilayani. “Menu harus menyesuaikan yang diinginkan customer,” ujar Chef Wahyu. Menu untuk anak-anak tentunya berbeda dengan menu untuk orang dewasa atau lansia. Misalnya, anak-anak mungkin lebih menyukai hidangan yang manis dan berwarna-warni, sementara lansia memerlukan makanan yang lebih ringan dan mudah dicerna.
  3. Perencanaan Nutrisi yang Seimbang
    • Dalam menyusun menu, faktor nutrisi menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Chef Wahyu menekankan pentingnya menyajikan makanan yang kaya akan nutrisi untuk mendukung kesehatan tubuh. Setiap komponen dalam satu hidangan memiliki peran masing-masing, seperti sayuran sebagai sumber vitamin, protein dari daging atau ikan, dan karbohidrat dari nasi atau pasta.

Anggaran dalam Perencanaan Menu

Selain variasi dan gizi, anggaran juga menjadi faktor penting dalam penyusunan menu, terutama di dunia perhotelan dan kapal pesiar. Di LPK Duta Persada, siswa diajarkan untuk memperhitungkan anggaran yang tersedia, namun tetap memastikan kualitas bahan dan rasa makanan terjaga. Ini mencakup kemampuan memilih bahan makanan yang efisien tanpa mengorbankan kualitas.

Misalnya, menggunakan bahan lokal yang tersedia di sekitar area operasional dapat menghemat biaya, sekaligus memperkaya rasa hidangan dengan sentuhan lokal. Selain itu, memaksimalkan penggunaan bahan yang ada, seperti memanfaatkan sisa-sisa sayuran untuk membuat kaldu atau soup, menjadi bagian dari efisiensi anggaran yang dipelajari di sini.

Tinggalkan Balasan