You are currently viewing Kondisi Kedaruratan & Alarm Kapal Pesiar

Kondisi Kedaruratan & Alarm Kapal Pesiar

Keselamatan merupakan salah satu hal wajib yang perlu diperhatikan dalam sebuah perjalanan. Hal ini penting dilakukan demi kelancaran dan keamanan untuk mencapai tujuan, termasuk menggunakan kapal pesiar. Bagi Sobat Duper yang akan merencanakan liburan atau melakukan perjalanan dengan transportasi laut, penting untuk memiliki pemahaman terkait kondisi darurat. Dikutip dari Tempo.co, secara umum transportasi laut (kapal pesiar) sudah memiliki kondisi fisik, peralatan mitigasi bencana, serta para kru kapal yang telah dilatih dengan baik untuk mengantisipasi terjadinya kondisi darurat. Akan tetapi, dalam beberapa situasi ‘kecelakaan’ dapat terjadi dan para penumpang perlu mengetahui beberapa kemungkinan penyebabnya. Dibawah ini akan diuraikan jenis-jenis kondisi darurat yang mungkin terjadi di kapal pesiar.

    1. Kebocoran 
    2. Kandas
    3. Ledakan atau kebakaran
  • Man Over Boad
  1. Tubrukan
  2. Pencemaran
  3. Rusaknya Mesin
  4. Perubahan cuaca ekstrem 

Beberapa kemungkinan kondisi darurat tersebut dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, para penumpang dan kru kapal perlu untuk selalu waspada terhadap segala kondisi di laut. Jika kondisi darurat terjadi, baiknya para penumpang tetap tenang dan mengikuti arahan kru kapal. Terdapat beberapa tanda atau alarm khusus untuk mengetahui kondisi darurat yang akan diuraikan lebih lanjut berikut ini.

Alarm Umum

Bunyi alarm umum ditandai dengan 7 kali dering bel secara pendek disertai dengan dering panjang, suara tersebut juga dapat bersumber dari klakson kapal atau bunyi lain yang mempunyai suara yang sama. Alarm umum menjadi tanda awal bahwa telah terjadi sebuah kondisi darurat sekaligus untuk mengumpulkan kru kapal yang diiringi pengumuman dari captain. Kru yang telah terkumpul akan dibagi dalam beberapa tim dengan tugas masing-masing untuk mengatasi kondisi darurat.

Alarm Kebakaran

Jika terjadi kebakaran, siapapun yang mengetahuinya harus berteriak “fire, fire, fire” agar para penumpang dan kru kapal mengetahuinya. Para kru kapal akan menekan tombol ‘api’ untuk membunyikan bel kapal selama proses penanganan kondisi kebakaran. Captain kemudian akan membunyikan bel umum sebanyak 3 kali yang dibarengi dengan 3 kali suara peluit pendek jika kondisi darurat telah berakhir.

Alarm Man Overboard

Terjatuh dari kapal menjadi bagian dalam kondisi kedaruratan, baik penumpang maupun kru kapal pesiar. Jika kondisi tersebut terjadi, kapal akan mengeluarkan tanda man overboard (MBO) yakni sebuah sinyal berupa lampu putih dan asap berwarna orange. MBO ini juga dapat berupa suara bel pendek (internal) sebanyak 3 kali dan 3 kali bel panjang untuk memberitahu kapal lainnya. 

Alarm Meninggalkan Kapal

Alarm berikutnya yakni sinyal bagi seluruh penumpang untuk mengikuti arahan kru kapal agar segera keluar karena kondisi darurat. Situasi demikian dapat terjadi karena kapal yang ditumpangi sudah tidak memungkinkan untuk bertahan dengan waktu yang lama. Captain atau kru kapal akan membunyikan bel lebih dari 6 kali secara pendek dan panjang menggunakan peluit yang disertai informasi secara langsung dari kru untuk keluar dari kapal.

Alarm Keamanan Kapal

Alarm keamanan atau dikenal dengan istilah SSAS (safety of life at sea) akan dibunyikan ketika kapal mengalami gangguan dari bajak laut. Bedanya dengan alarm lainnya, SSAS ini tidak ada suara bel atau bunyi-bunyian melainkan sebuah sinyal kepada wilayah (pantai) lain menggunakan satelit global.

Tinggalkan Balasan